Permintaan Rendah Diprediksi Jadi Pemicu Pelemahan Harga Minyak Dunia

Harga minyak mentah dunia anjlok di pekan ini. Dari lima hari perdagangan hanya sekali menguat, sisanya berakhir di zona merah.

Minyak jenis Brent dan West Texas Intermediate (WTI) mencapai pelemahan empat hari berturut-turut pada perdagangan Jumat (13/9/19) kemarin. Dalam sepekan, Brent membukukan pelemahan 2,12% dan WTI lebih besar lagi, 2,92%.

Emas hitam ini hanya menguat pada hari Senin (9/9/19) hingga ke level tertinggi lebih dari satu bulan, didorong oleh komitmen Arab Saudi terhadap kesepakatan pemotongan produksi di tingkat Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC) plus negara produsen lain seperti Rusia.

Namun, arah pergerakan minyak mentah langsung berubah setelahnya. Permintaan minyak mentah yang diprediksi masih rendah menjadi pemicu utama pelemahan, selain juga ada faktor-faktor seperti harapan rujuknya AS-Iran.

OPEC memprediksi pasar minyak mentah akan mengalami surplus pada pada tahun depan, meski kartel minyak tersebut dan beberapa produsen lainnya sudah membatasi jumlah produksi.

Pembatasan produksi dari OPEC menjadi kurang berdampak ke pasar minyak mentah, hal ini terjadi akibat peningkatan produksi di AS. Hal senada juga diungkapkan oleh International Energy Agency.

“Booming dari shale oil di AS membuat negara ini menempel ketat posisi Arab Saudi sebagai eksportir minyak nomor satu dunia,” demikian bunyi laporan terbaru International Energy Agency (IEA) seperti dilansir dari CNBC International, Kamis (12/9/2019).

IEA melaporkan, pada Juni lalu, secara mengejutkan AS mengalahkan Arab Saudi. Ekspor minyak mentah AS pada bulan tersebut menembus di atas 3 juta barel/hari. Bila digabungkan dengan ekspor produk olahan minyak mentah, maka AS mengekspor hampir 9 juta barel/hari.

Pada bulan tersebut, Arab Saudi tengah memangkas produksi dan ekspor minyak mentah serta produk hasil olahan minyak mentah di kilang-kilang miliknya.

Namun pada Juli dan Agustus, posisi eksportir minyak nomor satu dunia kembali dipegang oleh Arab Saudi, setelah badai menerpa AS.(CNBC Research)

Leave a Reply