Dolar Amerika Serikat (AS) stabil terhadap euro pada hari Selasa karena investor menunggu hasil pertemuan Federal Reserve AS pada hari Rabu atau Kamis dini hari waktu Indonesia, sementara sterling kembali naik moderat setelah PM Johnson mendapat dukungan untuk pemilihan umum pada bulan Desember.
The Fed diperkirakan akan memangkas suku bunga pada hari Rabu (kamis dinihari WIB) dan investor akan mengawasi setiap indikasi kemungkinan penurunan lebih lanjut. Pembuat kebijakan Fed sedikit terpecah tentang apakah bank sentral AS harus memangkas suku bunga.
Dolar AS akan berbalik naik jika Fed mengindikasikan tidak ada pemangkasan lebih lanjut dipertemuan mendatang tahun ini.
Meningkatnya optimisme pasar terhadap peluang Inggris untuk mencapai kesepakatan guna menghindari keluarnya Uni Eropa secara tidak teratur (disorderly Brexit) telah mendukung euro dan sterling diperdagangan terakhir.
Inggris sedang menuju pemilihan umum di Desember setelah pertaruhan Perdana Menteri Boris Johnson untuk memecahkan kebuntuan Brexit dengan pemungutan suara awal mendapatkan dukungan dari partai-partai oposisi. Uni Eropa pada hari Senin menyetujui penundaan fleksibel selama 3 bulan untuk keluarnya Inggris dari blok tersebut.
Sedangkan untuk mata uang komoditi dolar Australia, dengan ekonomi Australia sangat berkorelasi dengan kekuatan ekonomi Tiongkok kembali menguat untuk sesi ketiga berturut-turut terhadap greenback di tengah optimisme bahwa AS dan Cina akan membuat kemajuan dalam upaya mereka untuk meraih kesepakatan perdagangan.
Presiden AS Donald Trump mengatakan pada hari Senin bahwa ia memperkirakan akan menandatangani bagian penting dari kesepakatan perdagangan dengan Cina lebih cepat dari jadwal, tetapi tidak menguraikan waktunya.
Indeks dolar AS semalam juga diperdagangkan jatuh ke posisi terendah merespon data yang menunjukkan kepercayaan konsumen secara tak terduga turun pada Oktober.
Level tehnikal :