Saham Asia memulai dekade baru yang lebih tinggi pada awal perdagangan Kamis (2/1), setelah penutupan saham global di akhir tahun ditutup pada rekor tertinggi, yang didukung oleh pasar China setelah Beijing melonggarkan kebijakan moneter untuk mendukung perlambatan pertumbuhan.
Investor juga menyambut gembira berita bahwa Amerika Serikat dan China akan menandatangani pakta perdagangan segera setelah setahun negosiasi yang tidak menentu antara dua ekonomi terbesar dunia.
Indeks MSCI untuk saham Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,35% di perdagangan pagi hari setelah naik 5,6% pada Desember.
Presiden A.S. Donald Trump mengatakan pada hari Selasa bahwa Fase 1 dari kesepakatan perdagangan dengan China akan ditandatangani pada 15 Januari di Gedung Putih, meskipun ketidakpastian melingkupi rincian tentang perjanjian tersebut. Meningkatnya harapan untuk resolusi perang perdagangan AS-Tiongkok membantu mendorong ekuitas global mencapai rekor tertinggi akhir tahun lalu dan menekan nilai dolar AS.
Indeks dunia semua negara MSCI dari kinerja saham di 49 negara menyentuh tertinggi sepanjang masa 567,80 pada 27 Desember. Terakhir dikutip pada 565,46, turun 0,41% dari puncak itu.
Di China, indeks blue-chip CSI300 (CSI300), salah satu indeks berkinerja terbaik di dunia tahun lalu, diperdagangkan 1,34% lebih tinggi pada awal perdagangan. Bank sentral China pada hari Rabu akan memotong jumlah uang tunai yang harus dimiliki bank sebagai cadangan, melepaskan sekitar 800 miliar yuan dana yang efektif 6 Januari.
Saham Australia (AXJO) beralih antara untung dan rugi kecil, dan terakhir naik 0,2%. Seoul Kospi (KS11) mulai tahun ini turun 0,85%, sedangkan saham di Taiwan (TWII) menguat 0,51%.
Pasar di Jepang ditutup untuk hari ini karena libur nasional.
Keuntungan di Asia mengikuti akhir bullish untuk tahun ini di Wall Street pada hari Selasa. Dow Jones Industrial Average (DJI) ditutup naik 0,27% menjadi 28.538,44 dan S&P 500 (SPX) naik 0,29% di 3.230,78. Sementara Nasdaq Composite (IXIC) juga menguat 0,3% di 8,972.60.
Level teknikal :
