Saham Asia tertahan di dekat puncak tertinggi 19-bulan mengawali perdagangan Senin (13/1) jelang penandatanganan yang diharapkan pada kesepakatan perdagangan China-AS, meskipun pembicaraan pada paket fase dua cenderung berlarut-larut selama berbulan-bulan.
Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang nyaris tidak bergerak, setelah capai tertinggi sejak pertengahan 2018 minggu lalu. Index Nikkei Jepang ditutup untuk liburan. Index sempat jatuh tajam awal pekan lalu ketika Iran menyerang pangkalan yang militer AS di Irak.
E-Mini futures untuk S&P 500 naik tipis 0,1%, stabil di level tertinggi sepanjang masa. Acara utama minggu ini adalah penandatanganan perjanjian perdagangan Fase 1 antara Amerika Serikat dan Cina pada hari Rabu. Pemerintahan Trump telah mengundang sedikitnya 200 orang ke Gedung Putih untuk upacara tersebut.
“Latar belakang geopolitik yang lebih tenang dan penandatanganan perjanjian fase satu AS-China, secara seimbang, menguntungkan bagi pertumbuhan global,” kata Joseph Capurso, ahli strategi FX di CBA.“Namun, perjanjian 86 halaman fase satu belum dipublikasikan. Ada keraguan seberapa komprehensif kesepakatan itu, dan apakah perjanjian fase satu akan dilaksanakan secara penuh oleh kedua pemerintah. “Washington memiliki hak untuk memberlakukan kembali tarif jika menilai Cina tidak mematuhi kesepakatan.
Wall Street telah tergelincir dan obligasi naik pada hari Jumat ketika data penting bulanan NFP AS menunjukkan kenaikan 145.000, dibawah perkiraan pasar 164.000, sementara laju upah dan jam kerja lemah.” Ini adalah laporan ketenagakerjaan yang sempurna bagi The Fed untuk terus menjalankan perekonomian ‘panas’, karena pandangan tentang tingkat pengangguran alamiah terus menurun,” kata Alan Ruskin, kepala strategi FX global Deutsche Bank.
Level teknikal: