Pasar emas diperdagangkan menguat pada sesi perdagangan akhir pekan lalu – nertahan diatas level $1,620 merespon laporan NonFarm Payrolls AS yang dirilis dengan hasil yang mengecewakn ditengah Badai COVID19.
Sayangnya, penguatan emas nampak tertahan karena Dolar sebagai rival utamanya juga mengalami penguatan tajam kembali tabil diatas level 100 karena kembali diburu sebagai safe haven cash yang paling mudah diterima.
Dalam laporan yang dirilis menunjukkan bahwa NFP AS tercatat minus 701K selama periode Maret akibat rendahnya penyerapan tenaga kerja dan tingginya PHK di Amerika.
Sepekan terakhir emas dan dolar nampak bergerak searah karena masing-masing memiliki daya pikat safe haven yang kuat. Penurunan emas nampak terbatas karena Optimisme pasar pada efek mega stimulus Fed akan mendorong bank sentral untuk akumulasi emas fisik sebagai nilai lindung Dolar.
Pada sesi perdagangan Jum’at (3/4), Harga emas spot berhasil ditutup sebanyak $8.45 atau 0.52% berakhir pada level $1,621.55 per troy ounce, setelah sebelumnya sempat diperdagangkan hingga setinggi $1,625.26 dan serendah $1,605.80.
Emas berjangka kontrak Juni sebagai kontrak terakhir saat ini – ditutup naik sebesar $8.00 atau 0.50% berakhir pada level $1,645.70 per troy ounce di Divisi Comex.
Memasuki sesi perdagangan awal pekan, pasar emas akan terfokus pada perkembangan seputar Virus Corona. Di Amerika kasus Corona meningkat tajam hingg lebih dari 312K kasus Positif.
Melihat perkembangan ini, Investor diharapkan untuk berhati-hati pada pola volume transaksi yang mungkin terjadi diluar perkiraan.
Sejauh ini, melihat perkembangannya harga emas dan dolar berpeluang melanjutkan tren searahnya ditengah meningkatnya kasus Covid19.
Secara Teknikal harga emas diperkirakan akan diperdagangkan pada kisaran $1,652.60 – $1,608.00.