Ketegangan Di Afghanistan Potensi Dorong Pasar Emas Volatile di Awal Pekan

Harga emas mengakhiri perdagangan akhir pekan lalu (27/8) dengan keuntungan tajam – ditutup mendekati level tertinggi Agustus setelah Kepala Federal Reserve AS Jerome Powell mengungkap bahwa Bank Sentral dapat memulai pengurangan stimulus pada akhir tahun ini, jauh mundur dari perkiraan para pengamat yang mengharapkan penguarangan pada September atau November.

Dalam komentarnya, Powell juga menegaskan pandangannya bahwa lonjakan inflasi yang terjadi saat ini bersifat sementara. Dipasar Spot, harga emas ditutup naik sebanyak $25.10 atau 1,38% berakhir pada $1,816,94 per ounce, setelah sempat diperdagangkan hingga setinggi $1,819 dan serendah $1,783. Sementara, Emas berjangka kontrak Desember ditutup naik sebanyak $24.30 atau 1.40% berakhir pada $1,819,50 per ounce di Divisi Comex.

Memasuki sesi perdagangan awal pekan ini, harga  emas diperkirakan akan diperdagangkan cukup volatile meski pasar masih minim dari sentiment data ekonomi. Pasar emas dan global akan terfokus pada perkembangan konflik politik di Afghanistan setelah Pentagon menggunakan rudal Hellfire khusus yang tidak membawa bahan peledak untuk menyerang kelompok militan di Afghanistan sebagai pembalasan atas serangan bom bunuh diri di bandara Kabul pekan lalu.

Secara teknikal, harga emas berpotensi kembali uji level tertinggi Agustus pada $1,830 jika konflik di Afghanitan direspon cukup besar pada awal pekan ini. Dari sisi data ekonomi, diperdagangan Senin (30/8) pasar akan diramaikan oleh laporan Pending Home Sales (Juli) pada pukul 21:00  WIB.

Sementara hingga sepekan kedepan, pasar emas akan terfokus pada rangkaian data tenaga kerja AS, diantaranya : ADP Employment Change (Rabu, 1/9), Klaim Pengangguran Mingguan AS (Kamis, 2/9) dan Nonfarm Payrolls AS (Jumat, 3/9).

Leave a Reply